Rabu, 28 Maret 2012

Pendahuluan Kewirausahaan


          Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad ke-18 diwali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal,dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui invasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama mereka. Arti kewirausahaan sendiri adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membka usaha dalam berbagai kesempatan tanpa diliputi rasa takut atau cemas dlam kondisi yang tidak pasti. Pengertiankewirausahaan berbeda antar para ahli diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner,1988), menjalankan kombinasi kegiatan yang baru (Schumpter,1934),eksplorasi berbagai peluang (Kirzner,1973),menghadapi ketidakpastian (Knight,1921)dan mendapatkan secara bersama faktor produksi (Say,1803). Berikut ini merupakan definisi menurut para ahli diantaranya adalah;

1.      Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang enyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya sendiri.

2.      Frank Knight (1921)
Wirasahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.

3.      Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan -perubahan dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi tersebut bisa dalam bentuk.
 a. Menjalankam organisasi baru pada suatu industri.
 b. Memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru.
 c. Memperkenalkan metode produksi baru.
 d. Membuka pasar yang baru.
 e. Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru.

4.      Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.

5.      Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausaah mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum berbentuk atau belum terindetifikasi denagn jelas, atau komponenfungsi produksinya belum diketahuisepenuhnya.

6.      Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

7.     Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahawan sebagai proses megindentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang,cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.

8.      Peter F. Drucker
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

9.      Zimmerer
Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

10.  Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang  wirausaha membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
            
          Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau kondisional. Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.

            Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48).
Berikut ini merupakan karakteristik dari keirausahaan menurut (Masykur W):
·         Keinginan untuk berprestasi
·         Keinginan untuk bertanggung jawab
·         Preferensi kepada resiko menengah
·         Persepsi kepada kemungkian berhasil
·         Rangsangan untuk umpan balik
·         Aktivitas Energik
·         Orientasi ke masa depan
·         Ketrampilan dalam pengorganisasian
·          Sikap terhadap uang

Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi
kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)
·         Kemampuan inovatif
·         Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
·         Keinginan untuk berprestasi
·         Kemampuan perencanaan realistis
·         Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
·         Obyektivitas
·         Tanggung jawab pribadi
·         Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
·         Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
·         Tingkat komitmen tinggi (survival)

Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961):

1.      Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif
2.      Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
3.      Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan
peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut,
mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
4.      Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.

Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
1.      mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan
2.      pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
3.      SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
4.      kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
5.      organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
6.      kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC)
7.      Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

Model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut: (Alma, 2007 : 10 – 12)
1.      proses inovasi
2.      proses pemicu
3.      proses pelaksanaan
4.      proses pertumbuhan

Tahap-tahap Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :
1.   Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2.   Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3.   Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4.   Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar